*Kolom IBRAHIM ISA*


*Kemis, 22 November 2007*

*SEBUAH 'MONUMEN INDONESIA' DI KOTA PARIS*

*<MEMPERINGATI 25Th BERDIRINYA 'RESTORAN INDONESIA' , PARIS>*

'RESTORAN INDONESIA' di PARIS, pada papan nama restoran, memanjang dari
atas ke bawah, tertulis dengan huruf-huruf besar dan indah:
*RESTAURANT **I** , Spécialité indonesienne. *

Tidak salah untuk menyatakan bahwa gedung kecil mungil, di 12 rue de
Vaugirard - 75006 Paris, sesungguhnyalah sebuah 'MONUMEN' . MONUMEN? ---
Ya, sebuah Monumen.

Monumen Kemanusiaan, Mental dan Politik sekaligus!

Restoran Indonesia di Paris juga pantas disebut sebagai MONUMEN
PERSAHABATAN. Persahabatan sejati antara rakyat Indonesia dan rakyat
Perancis. Persahabatan sejati antara dua rakyat, Indonesia dan Perancis,
jelas, dari fihak Indonesia, tugas mulya ini, pasti TIDAK BISA DIWAKILI
OLEH KBRI - nya rezim ORBA. Hal itu sudah dibuktikan! Tanya saja pada
orang-orang Perancis yang cinta demokrasi dan HAM, tanya saja pada
orang-orang Indonesia yang berfikiran cerah dan bebas yang pernah datang
ke Paris pada periode rezim Orba, bagaimana sikap bermusuhan yang
dibawakan KBRI Paris zaman rezim Orba terhadap Restoran Indonesia Paris.
Benarlah bila disimpulkan bahwa 'Restoran Indonesia' di Paris,
bertahun-tahun terus menerus, memanifestasikan, mencerminkan,
membuktikan keuletan dan keteguhan semangat dan daya juang
manusia-manusia Indonesia. Membuktikan bahwa mereka, dengan mengandalkan
pada semangat, tenaga dan kearifan bersama serta selidaritas kolektif,
mampu berhasil bisa servive di negeri yang samasekali asing.

Para pendiri dan pengelola Restoran Indonesia Paris juga membuktikan
rasa cinta tak terbatas mereka pada tanah air dan bangsa Indonesia. Bisa
disaksikan, selain menyediakan santapan Indonesia asli yang sedap dan
nikmat bagi para pelanggan, Resto Indonesia dari waktu ke waktu,
menyelenggarakan pameran seni dan budaya Indonesia, mengadakan
pertunjukan musik dan tarian, dan secara teratur pula melakukan seminar
demi memperkenalkan Indonesia tercinta kepada masyarakat Paris khususnya
dan Perancis umumnya.

Maka tidaklah kebetulan bahwa, di masa pemerintahan Presiden Mitterand,
Ibu negara Ny Mitterand, bersama rombongannya, paling tidak telah enam
kali mengunjungi dan menikmati santapan Indonesia. Juga janda mendiang
Presiden Allende dari Chilli, sering berkunjung ke Resto Indonesia
Paris. Mereka berkunjung ke sana, tidak semata-mata untuk menyipi
santapan Indonesia yang memang lezat-lezat itu, tetapi juga, untuk
bertemu muka, bersilaturakhmi dengan para pendiri dan pengelola resto,
yang mereka kenal betul adalah manusia-manusia Indonesia yang bisa
bicara jujur dan mampu memberikan penjelasan yang benar tentang situasi
Indonesia, rakyat dan negerinya. Dengan sendirinya orang-orang Indonesia
yang berkunjung ke Paris, tanpa mempedulikan 'kebijakan' KBRI Paris
ketika itu, -- untuk JANGAN MENGUNJUNGI Resto Indonesia Paris --- ,
pernah juga menikmati santapan Indonesia asli di situ. Termasuk
kenalanku Arief Budiman yang sekarang bekerja di Ausatralia. Begitu pula
halnya banyak orang Malaysia, Tionghoa, Jepang dan Asia lainnya menjadi
pengemar Restoran Indonesia Paris.

* * *

Kesetiaan pada rakyat, bangsa dan tanahair Indonesia, itulah yang
ditunjukkan selama duapuluh lima tahun belakangan ini oleh orang-orang
warganegara Indonesia, --- MANUSIA MANUSIA INDONESIA yang cinta tanah
air dan bangsa Indonesia, yang patuh hukum serta mengemban cita-cita
kemulyaan , kemakmuran dan keadilan bagi nasion dan tanahair Indonesia.
Sekaligus juga memperlihatkan pada dunia, bahwa manusia-manusia
Indonesia tsb adalah warganegara Indonesia yang tak bersalah yang
dipersekusi dan diperlakukan sewenang-wenang oleh rezim Orba. Paspor
mereka dicabut, atas tuduhan dan fitnahan rekayasa bahwa mereka itu
melakukan kegiatan 'ANTI-INDONESIA'.

Dengan sewenang-wenang dan semena-mena, tanpa bukti tanpa saksi, mereka
dituding. dituduh dan difitnah rezim Orba dan KBRI Paris ketika itu ,
bahwa mereka terlibat ataupun 'berindikasi' terlibat, atau bersimpati
dan mendukung G30S, yang dinyatakan sebagai suatu gerakan untuk merebut
kekuasaan politik di Indonesia.

Padahal mereka-mereka itu, para pendiri dan pengelola Restoran
Indonesia Paris tak diragukan sedikitpun, adalah manusia-manusia
Indonesia pengemban patriotisme, kesetiaan pada tanah air dan bangsa,
pada Presiden Sukarno dan Republik Indonesia. Kesetiaan mereka pada
bangsa dan tanah air, kepada Republik Indonesia, bisa dipastikan, lebih
besar dan lebih sejati, terbanding para elite dan politisi yang
bergelimang dengan KKN, dan yang sampai sekarang ini masih saja terus
berkiblat pada politik rezim Orba yang telah formal digulingkan oleh
gerakan Reformasi dan Demokratisasi 1998.

Wajarlah munculnya harapan, agar KBRI Paris yang sekarang ini,
menyadari pengalaman buruk yang dilakukannya selama rezim Orba terhadap
Restoran Indonesia Paris, yaitu, menjauhinya, memusuhinya dan
menyebarkan fitanahan dan tuduhan tanda dasar dan tanpa bukti.
Diharapkan KBRI Paris yang sekarang ini, mengkorekasi kebijakan yang
menjauhi dan memusuhi Restoran Indonesia Paris. Hal mana sebenarnya
telah dimulai sejak pemerintah Presiden Abdurrahman Wahid, dan
diteruskan oleh Dubes Silalahi serta diplomat seorang wanita dari KBRI
Paris, bernama Leni, yang dewasa ini telah menjadi Dubes KBRI di Swiss.
Semoga harapan ini menjadi kenyatan adanya! Amien, ya rabbul alamiin!

* * *

Bicara soal RESTORAN INDONESIA PARIS, yang tahun ini memasuki tahun
ke-25 dalam kehidupannya, tak bisa tidak orang akan terpukau serta
mengagumi keuletan mereka bergelimang dalam suka-dukanya kehidupan kota
Paris yang sibuk itu.

Maka, kalau saja Anda masih ada sedikit, --- sedikit saja , kejujuran
dalam hati sanubari Anda, ---- Maka Anda akan mengacungkan dua jari
jempol sekaligus untuk para pelopor pendiri dan pengeloloa RESTORAN
INDONESIA PARIS.

Kalau saja sedikit, sedikit saja, --- ada rasa kemanusiaan dan rasa
Ke-Indonesiaan dalam rongga dada Anda,----- Maka Anda , tak akan salah,
akan sekali lagi, bahkan berkali-kali lagi mengacungkan dua jari jempol
Anda kepada para pendiri dan pengelola RESTORAN INDONESIA PARIS.
Meyatakan: Lihatlah betapa semangat juang dan semangat berdikari
manusia-manusia Indonesia tsb.

Mendengarkan tuturan, kisah-kisah hidup dan tulisan-tulisan yang sudah
tidak sekali dua dimuat di media internet maupun di media di Perancis
dan di Indonesia, betapa manusia-manusia Indonesia yang terdampar di
Paris itu, menyingisngkan lengan baju, bercancut taliwondo, kerja siang
malam, mencucurkan keringat dan dengan mengeratkan sabuk pinggangnya,
telah menegakkan MONUMEN INDONESIA DI PARIS.

Modal terpokok mereka adalah KEYAKINAN AKAN KEBENARAN DAN BERPIJAK PADA
TEKAD UNTUK SURVIVE, terjun dalam kancah kehidupan kota Paris dengan
berpijak pada semangat. BERDIKARI DAN MANDIRI. Mereka , melakukan apa
saja, segala sesuatu, untuk memperkenalkan bangsa dan tanah air
tercinta, INDONESIA, kepada masyarakat Perancis dan Paris khususnya.
Agar mereka itu tidak hanya pernah dengar dan baca tentang Bali (thok).
Tetapi juga mengenal sastra, budaya dan tradisi bangsa Indonesia sebagai
suatu bangsa yang telah merebut kemerdekaannya melalui perjuangannya
sendiri.

Bukan yang pernah dituduhkan terhadap mereka, oleh rezim Orba dan
aparat patuhnya ketika itu, Kemlu dan KBRI kota Paris, bahwa mereka
terlibat dalam kegiatan 'anti-Indonesia'. Arif Budiman, sekarang
profesor di Australia, pernah dosen di Salatiga, ketika tanpa
mempedulikan anjuran KBRI untuk tidak menunjungi Rstoran Indonesia
Paris, tokh pergi juga ke sana dan menikmati santapan Indonesia asli,
berkomentar, bahwa apa yang dilakukan oleh RESTORAN INDONESIA DI PARIS,
dalam mempromosi Indonesia, sesungguhnya LEBIH BAIK KETIMBANG KBRI PARIS
ketika itu.

Dengan demikian para pendiri, pengelola dan karyawan Restoran Indonesia
Paris, telah menegakkan sebuah MONUMEN ABADI di kota Paris, di Perancis,
memperkenalkan bagaimana manusia-manusia Indonesia tak kenal putus asa,
tak takut susah payah, dengan apa yang ada pada mereka mempertahankan
kehormatan mereka sebagai manusia-manusia Indonesia yang berdikari dan
bermandiri. Bukan orang-orang yang minta-minta dan hidup dari belas
kasihan orang lain.

ITULAH DIA PARA PENDIRI DAN PENGELOLA serta KARYAWAN RESTORAN INDONESIA
PARIS.

Harus dijelaskan sejelas-jelasnya, bahwa usaha mereka untuk bisa hidup
mandiri dan berdikari, mendirikan dan mengelola RESTORAN INDONESIA
PARIS, tidak mungkin akan berhasil, tidak mungkin akan berkembang,
menjadi populer, suka didatanngi para penggemar masakan Indonesias, yang
diperkenalkan oleh Restoran Indonesia, tanpa -- tanpa --- ADANYA
SOLIDARITAS dari kawan-kawan mereka, relasi-relasi mereka orang-orang
Perancis yang berpandangan cerah, maju, progresif, dan manusiawi.

Dengan demikian, kiranya, samasekali tidak berkelebihan untuk menamakan
RESTORAN INDONESIA PARIS, sebagai sebuah MONUMEN.

Karena ia monumental, dalam mencerminkan keteguhan dan keuletan
manusia-manusia, yang notabene adalah orang-orang awam dalam masalah
horeca, maupun dagang berdagang. Karena mereka itu adalah orang-orang
yang profesinya samasekali tidak ada bau-baunya pengusaha restoran.

Mengenal mereka akan segera tau, misalnya, salah satu pendiri dan
pengelola utama, UMAR SAID, adalah seorang wartawan, mantan Pemimpin
Redaksi harian Ekonomi Nasional. Kemudian, Budiman Sudharsono (alm),
adalah seorang aktifis pemuda-pelajar, mantan pemimpin organisasi pemuda
pelajat terbesar di Indonesia ketika itu -- IPPI; -- JJ Kusni putra
Dayak, budayawan; Sobron Aidit (alm), penyair dan budayawan dan ----
SUYOSO, penanggungjawab dan pemimpin Restoran Indonesia Paris dewasa
ini. Dan para karyawan lainnya.

Teriring harapan dan doa, SEMOGA RESTORAN INDONESIA MAJU TERUS.

Selain menyuguhkan santapan-santapan Indonesia yang asli dan lezat ----
Seperti yang dilakukan selama ini --- Terus memperkenalkan seni dan
budaya Indonesia, memperkenalkan tanah dan bangsa kepada khalayak Paris
dan Perancis.

* * *