Harap baca juga
Tulisan JJ KUSNI tentang restoran INDONESIA
Tulisan Samiaji tentang restoran INDONESIA
Tulisan Sobron Aidit tentang restoran INDONESIA
Berbagai sambutan terhadap HUT Restoran INDONESIA
=====================
Catatan A. Umar Said
MARI KERJASAMA LEBIH BAIK
UNTUK KEPENTINGAN INDONESIA
Menyambung tulisan tentang silaturahmi yang diselenggarakan tanggal 18 Desember malam antara keluarga besar Restoran INDONESIA dan keluarga besar KBRI di Paris serta Dutabesar Indonesia untuk Unesco dalam rangka peringatan Ulang Tahun ke-20 restoran, berikut di bawah ini disajikan bagian-bagian utama pidato rekan Suyoso (manager restoran) di depan pertemuan tersebut. Dengan menyimak apa yang diuraikan olehnya, maka nampaklah betapa besar harapan dan hasrat keluarga Restoran INDONESIA untuk mengkonsolidasi lebih jauh lagi hubungan baik dan kerjasama yang akhir-akhir ini sudah mulai digalang bersama-sama dengan KBRI.
Sebagai penanggungjawab utama usaha kolektif, yang sekarang terdiri dari 3 orang (bersama B. Santoso dan Didien) ia telah mengangkat secara singkat-singkat sekali berbagai pengalaman kehidupan restoran selama 20 tahun. Bahwa semuanya itu disampaikannya di depan para pejabat penting, yang mewakili pemerintah atau negara Indonesia di Prancis, mempunyai arti yang besar.
Antara lain rekan Suyoso menyatakan :
“Silaturahmi malam ini, kita selenggarakan dalam rangka Peringatan Ulang
Tahun Restoran Indonesia yang ke 20. Melalui silaturahmi ini, kami berharap
Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian akan mengenal lebih dekat lagi restoran Indonesia,
mengenal riwayat hidupnya.
Tepatnya, pada tanggal 14 Desember, 20 tahun yang lalu, restoran ini dibuka. Pada malam itu, untuk pertama kalinya, wangi bau sate yang dibakar, sedapnya bumbu gado-gado dan aroma saus rendang , tercium di ruangan restoran yang penuh sesak dengan para undangan. Untuk pertama kalinya pula lah lagu-lagu Indonesia berdengung di ruangan yang didekorasi sederhana dengan bambu-bambu dan kain batik Indonesia, dan sejak hari itu pulalah papan nama yang bertuliskan INDONESIA terpampang megah dipinggir jalan Vaugirard, jalan terpanjang di kota Paris dan di quartier tersohor kota Paris - Quartier Latin.
Waktu itu, yang terdapat dalam dada kami adalah rasa gembira dan rasa bangga. Kami merasa gembira, karena cita-cita untuk membuka restauran yang akan menjadi sandaran hidup bisa terwujud, dan bangga karena walaupun hanya sangat kecil, kami merasa telah memperkenalkan Indonesia, di dunia internasional.(memperkenalkan gastronominya dan keindahan musiknya, dan keramah- tamahan rakyatnya )
Restoran Indonesia telah berjalan 20 tahun. Dapat kami laporkan bahwa tujuan utama dari didirikannya restorant telah bisa tercapai. Yaitu bahwa restoran Indonesia telah bisa menampung semua teman-teman kami yang tidak mendapat pekerjaan di luar, sehingga mereka mempunyai pekerjaan dan bisa hidup secara layak di negeri orang tanpa bersandar pada keringat orang lain.
Di samping menyuguhkan makanan khas Indonesia yang lezat, sejak berdirinya, secara periodik kami memperkenalkan tanah air Indonesia melalui berbagai macam aktifitas kultural ( exposisi photo, kerajinan tangan, menyelenggarakan pelajaran bahasa dan lain-lain) walaupun dalam skala dan kemampuan yang sangat terbatas.
Di samping titik beratnya kami menciptakan sarana kerja untuk karyawannya yang tetap, selama 20 tahun ini, restoran Indonesa juga telah memberikan bantuan dan menyediakan kesempatan kerja kepada lebih dari 50 orang dari berbagai benua dan negara ( France, Belanda, Afrika, Madagaskar, Thailand, Malaya, Filipina, Korea, Kuba, Chili )
Demikianlah apa-apa yang kami lakukan sepanjang 20 tahun ini. Kami berkesimpulan,
bahwa kunci dan resep keberhasilan tersebut adalah karena kami selalu berusaha
mempraktekkan prinsip berdikari dan mandiri (termasuk menyerempet bahaya bila
perlu ), melaksanakan semangat " gotong royong dan holopis kuntul baris
" , memelihara kehidupan koperasi , serta selalu memelihara rasa persaudaraan
dengan sahabat-sahabat Perancis. Ini sikap kedalam, dan keluar, kepada tamu-tamu
dan langganan kami selalu menyajikan keramah-tamahan, kesopanan dan kesabaran
.
Kami sangat gembira , bahwa silaturahmi dengan Bapak-bapak malam ini bisa
diselenggarakan. Ini adalah kejadian penting dalam sejarah restoran Indonesia
di Paris. Karena menunjukkan adanya perubahan besar dalam hubungan restoran
Indonesia dengan Kedutaan Besar Indonesia di Paris.
Sejak mulainya era keterbukaan, gelombang reformasi dan gerakan demokratisasi di tanah air Indonesia, di Paris terasa pengaruhnya secara nyata. Udara yang serupa telah mencairkan kebekuan Cortambert dan Vaugirard. Dalam waktu yang cukup lama, pada saat negeri kita dikuasai rezim otoriter dan anti demokrasi, restoran Indonesia tidak memperoleh tempat dan eksistensinya tidak mendapat pengakuan . Warga Indonesia yang tinggal di Paris, yang pada awal berdirinya restoran sering berkunjung makan dan membawa teman-teman mereka, berangsur-angsur berkurang dan bahkan pernah hilang sama sekali. Turis dari Indonesia, kalaupun datang, hanyalah yang tahu secara kebetulan dan secara sembunyi sembunyi ……Hal ini merupakan kenyataan pahit yang kami alami bertahun- tahun lamanya.
Namun keadaan semacam itu sekarang telah berubah. Sejak dua tahun yang lalu, hubungan baik mulai terjalin yang diikuti dengan saling kunjung dan bahkan kerjasama telah pernah terjadi. Tamu-tamu dari kalangan masayarakat Indonesia di Paris juga sudah mulai datang kembali secara bebas. Kami yakin, keadaan demikian akan bertahan terus diwaktu yang akan datang; dan perlu dikembangkan lagi kerjasama yang lebih baik untuk kepentingan bersama, yaitu kepentingan INDONESIA.
Menilai suasana hubungan kita tersebut, dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan penghargaan kami dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada ibu Yuli Mumpuni yang sejak beliau menjabat misinya di Paris telah banyak berinisiatif, merintis dan berbuat ke arah tercapainya suasana baru tersebut.
Kami juga sangat merasakan kehangatan dan keterbukaan bapak Silalahi, yang segera setelah beliau menjabat Dutabesar Luar bisa di Paris telah berkenan secara khusus menengok kami dan bersilaturahmi di ruangan ini dan juga berkenan menerima kami dalam berbagai kesempatan di Wisma beliau maupun di KBRI.
Karena itu sekali kami kemukakan bahwa silaturahmi malam ini adalah sangat berharga dan penting bagi kami.
Selanjutnya kami persilahkan pada Bapak Umar Said, sebagai sesepuh, salah satu pendiri dari Restoran Indonesia ini untuk menyampaikan sepatah dua patah kata.
Kemudian disusul dengan kata sambutan dari M. Pascal LUTZ yang sejak persiapan
restoran ini mendampingi kami , sebagai Co-manager selama 20 tahun. Mungkin
ia akan mengemukakan kesannya, kenapa mau mendampingi kami ber-”avonture”
dengan membuka restoran ini, dan terus bersama kami secara sukarela, tanpa
memperoleh bayaran satu senpun.
Setelah itu, kami mohon juga bapak-bapak dan ibu-ibu untuk memberikan nasehat
ataupun petunjuk untuk pekerjaan kami di masa datang , untuk hubungan kerjasama
antara kita yang lebih baik dan untuk pengabdian yang lebih nyata buat Indonesia.”
Demikianlah, antara lain, harapan dan rasa penghargaan yang disampaikan oleh pimpinan restoran, rekan Suyoso, atas nama seluruh keluarga besar Restoran INDONESIA.
Paris, 21 Desember 2002
* * *
RESTORAN INDONESIA (PARIS)
SEBAGAI DUTA BANGSA
Dalam rangka serangkaian kegiatan untuk memperingati HUT ke-20 Restoran INDONESIA
(Paris), pada tanggal 18 Desember 2002 malam telah diselenggarakan pertemuan
silaturahmi antara keluarga besar Restoran dengan keluarga besar KBRI di Paris.
Pertemuan yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan yang hangat ini berlangsung
di ruangan bawah restoran. Selama pertemuan telah terdengar banyak gelak tertawa,
tukar sapa yang akrab, banyak lelucon, di samping pembicaraan-pembicaraan
serius di antara para peserta.
Di antara hadirin dalam pertemuan silaturahmi itu terdapat Wakil Dutabesar RI yang baru Ahzam Razif sebagai wakil Dutabesar Adian Silalahi yang berhalangan datang, Dutabesar Indonesia untuk Unesco Bambang Suhendra beserta pembantunya Jose Tavarez. Wakil Dutabesar Ahzam Razif didampingi oleh para pejabat inti KBRI di bidang politik , penerangan dan protokol beserta keluarga mereka masing-masing.
Dari fihak keluarga restoran hadir manager restoran Soeyoso dan wakil manager B. Santoso beserta istri, serta para pegawai restoran. Dalam kesempatan ini juga hadir Pascal LUTZ beserta istri (co-manager restoran selama 20 tahun , yang membantu restoran secara sukarelawan), Paulette Geraud (wanita Prancis, yang menjadi salah satu dari pendiri restoran), A. Umar Said ( juga salah satu dari pendiri, beserta istri). Rekan lainnya, JJ Kusni beserta istri (salah seorang di antara pendiri juga) hanya sempat hadir sebentar dalam pertemuan, karena kebetulan sedang bertugas untuk mengurusi para langganan restoran yang waktu itu memenuhi ruangan atas.
PERJALANAN PANJANG RESTORAN
Dalam pertemuan santai ini telah dihidangkan masakan-masakan khusus yang biasanya tidak disajikan dalam restoran. Berlainan dengan kebiasaan untuk pertemuan-pertemuan semacam ini, minuman untuk “toast” pun bukan champagne atau anggur Prancis, melainkan “wedang jahé”. Selama itu, sebentar-sebentar terdengar berbagai lagu-lagu Indonesia.
Dalam suasana yang demikian itulah secara berganti-ganti berbicara Suyoso, Pascal Lutz, A. Umar Said, Wakil Dutabesar RI Ahzam Razif, Dutabesar Indonesia untuk Unesco Bambang Suhendra, Yuli Mumpuni ( Bagian Penerangan KBRI), Andreas Sitepu (Bagian Protokol). Lagu-lagu Indonesia yang secara spontan dinyanyikan oleh peserta pertemuan (baik dari keluarga restoran maupun keluarga KBRI) menambah suasana “keakraban Indonesia” malam itu. Kehadiran secara spontan Ibaruri (anaknya D.N. Aidit, yang juga pernah bekerja di restoran) dalam pertemuan silaturahmi ini juga memberikan dimensi atau “isi” yang lain pada pertemuan itu.
Dalam menguraikan sejarah berdirinya Restoran Indonesia, Soeyoso menguraikan pengalaman-pengalaman usaha kolektif yang telah ditempuh selama 20 tahun, apa saja kegiatan yang dilakukan untuk mempromosikan Indonesia di kalangan masyarakat Prancis, dan apa arti restoran ini bagi berpuluh-puluh orang (bangsa Indonesia maupun bangsa-bangsa lain) yang pernah bekerja di dalamnya. Ia menegaskan bahwa melalui kerja keras, restoran sudah berhasil mncapai tujuannya, yaitu menciptakan kerja sendiri bagi sejumlah orang sambil memupuk persahabatan dan memperkenalkan Indonesia di kalangan masyarakat Prancis (uraian Soeyoso akan disajikan lebih lengkap dalam tulisan yang lain).
Pascal LUTZ, sebagai salah seorang di antara 4 orang Prancis yang ikut mendirikan Scop Fraternité/Restoran Indonesia, dengan panjang lebar menceritakan di depan pertemun persahabatan ini mengapa ia ia tertarik untuk membantu usaha kolektif ini sejak permulaan lahirnya gagasan untuk membuka restoran. Ia ingat kepada masa lalu ketika banyak teman-teman Indonesia yang datang ke Prancis untuk minta suaka politik tetapi tidak mempunyai pekerjaan. Diceritakannya bahwa kesediaannya untuk menjadi manager sukarela selama 20 tahun itu adalah karena dibimbing oleh keprihatinannya sebagai seorang humanis, dan sebagai seorang yang pernah aktif dalam berbagai gerakan (antara lain Amnesty Internasional, Freres des Hommes dll). Ia menyampaikan juga persoalan-persoalan yang pernah dihadapinya dalam “mengantar” atau menemani pertumbuhan dan perkembangan restoran koperatif ini, yang kadang-kadang tidak gampang. Diceritakannya juga bahwa dalam rapat pleno koperasi beberapa bulan yang lalu ia minta mengundurkan diri sebagai co-manager, sebab ia melihat bahwa perkembangan restoran sekarang ini sudah sedemikian rupa sehingga tidak memerlukan partisipasinya lagi. Namun, ia masih akan tetap menjadi anggota koperasi, dan bersama-sama A. Umar Said menjadi anggota Dewan Penasehat restoran.
A. Umar Said juga menggunakan kesempatan itu untuk menceritakan berbagai aspek tentang arti didirikannya restoran koperatif ini, yang selama ini sudah mendapat pujian atau respek dari berbagai kalangan di Prancis. Antara lain dari Mme Danielle MITTERRAND (istri alm. François MITTERRAND, mantan Presiden Prancis) dan Louis JOINET (penasehat hukum lima Perdana Menteri Prancis secara berturut-turut). Dikemukakan olehnya tentang keunikan sejarah adanya satu grup yang terdiri dari berbagai suku, agama dan kejuruan sudah berhasil selama 20 tahun mempertahankan usaha kolektif yang bernama Restoran Indonesia ini (tentang soal ini ada tulisan-tulisan tersendiri).
MEMBUKA HALAMAN BARU
Dari pertemuan silaturahmi ini terasalah bagi banyak orang bahwa halaman-halaman baru memang sedang dibuka bersama-sama. Halaman-halaman baru ini diimungkinkan sejak jatuhnya Suharto dari kedudukannya sebagai presiden dan robohnya Orde Baru. Sebelum pertemuan silaturahmi dalam rangka HUT ke-20 Restoran Indonesia, memang Dutabesar RI untuk Prancis Adian Silalahi (beserta stafnya) sudah merintisya dengan dua kali berkunjung ke restoran, dan orang-orang restoran juga sudah berkali-kali datang ke KBRI. Namun, pertemuan silaturahmi kali ini bisa mempunyai arti yang berjangkau lebih jauh lagi, dan mengandung pesan penting bagi berbagai fihak, baik di Prancis sendiri, maupun yang di tanahair dan tempat-tempat lain di luarnegeri.
Jurusan yang menuju ke arah itu tercermin dalam sambutan-sambutan yang diucapkan oleh Wakil Dutabesar RI Ahzam Razif, Dutabesar Indonesia untuk Unesco Bambang Suhendra, Yuli Mumpuni (Bagian Penerangan), Andreas Sutepu (Protokol), dan juga ucapan-ucapan Munir A. Sunanda (Bagian Politik). Dalam sambutan-sambutan mereka itu dinyatakan penghargaan mereka terhadap apa yang telah dicapai oleh Restoran Indonesia selama ini dan juga peran positifnya dalam memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat Prancis lewat masakan-masakannya dan berbagai kegiatan lainnya. Mereka mengharapkan bahwa untuk selanjutnya dapat digalang kerjasama yang lebih erat, untuk mempromosikan Indonesia, antara lain lewat tourisme.
Semangat baru ini lebih jelas lagi tercermin dalam kalimat-kalimat yang ditulis dalam buku-tamu malam itu. Penanggungjawab bidang Penerangan KBRI, Yuli Mumpuni menulis :” Restoran Indonesia, selamat ulang tahun ke-20. Terimakasih atas kontribusi kongkrit dalam memperkenalkan Indonesia di Prancis. Restoran Indonesia benar-benar duta bangsa”. Sedangkan Andreas Sitepu (Bagian Protokol) menyatakan :” Dirgahayu, ulang tahun Restoran Indonesia ke-20, 14 Desember 2002. Tetap jaya sebagai duta bangsa untuk memperkenalkan Indonesia”.
Dengan adanya pertemuan yang mencerminkan pengkonsolidasian hubungan baik antara keluarga besar Restoran Indonesia dan keluarga KBRI ini dapatlah kiranya diharapkan bahwa kerjasama yang lebih erat dapat digalang lebih lanjut. Sebab, berdasarkan pengalaman dan kontak-kontak luas yang sudah dijalin dengan susah-payah dan tekun selama 20 tahun, Restoran Indonesia dapat dijadikan mitra bagi KBRI dalam menunaikan tugas bersama dalam berbagai bidang.
Dengan dibukanya halaman-halaman baru ini, maka pengalaman-pengalaman negatif di masa lalu bisa dinyatakan sebagai masa yang sudah lalu. Masa lalu yang patut menjadi pelajaran bagi semua fihak.
Paris, 19 Desember 2002
* * *
Restoran koperasi INDONESIA
berumur 20 tahun
Dalam bulan Desember ini, restoran koperasi INDONESIA di Paris memperingati Hari Ulang Tahunnya yang ke-20. Dalam rangka peristiwa ini banyak yang bisa diceritakan. Sebab, usaha kolektif yang sudah berjalan selama 20 tahun ini mempunyai sejarah, karakteristik serta pengalaman yang menarik untuk diketahui oleh banyak orang.
Restoran koperasi ini dibuka pada tanggal 14 Desember 1982 oleh suatu badan yang bernama SCOP Fraternité (atau SCOP Persaudaraan). SCOP adalah singkatan (dalam bahasa Prancisnya) dari « société coopérative ouvrière de production », yang berarti suatu badan koperasi produksi yang didirikan oleh kaum buruh. SCOP Fraternité ini dibentuk oleh 4 orang Indonesia dan 4 orang Prancis., dengan tujuan untuk menciptakan kerja bagi mereka yang memerlukan.
Mengapa dibentuk suatu badan usaha yang berbentuk koperasi ? Apa itu SCOP ? Mengapa namanya Fraternité (Persaudaraan)? Mengapa ada orang-orang Prancis yang ikut mendirikan ? Apakah tujuan untuk mendirikan usaha itu sudah dapat dicapai ? Mengapa mendirikan restoran, dan bukannya usaha yang lain? Bagaimana mendirikannya? Apa saja kesulitan-kesulitan yang sudah dialami dan apa pula keberhasilan yang sudah diraih selama ini? Apa saja yang menarik dari pengalaman selama membuka restoran koperasi di Paris ini?
BUKU TAMU YANG 17 JILID
Sejarah dan pengalaman restoran koperasi INDONESIA di Paris memang menarik. Bahkan, banyak orang Prancis sendiri - dalam kesempatan yang berbeda-beda dan berkali-kali pula – pernah menyatakan bahwa restoran ini memang ‘unik”. Ini tidak saja tercermin dalam 17 jilid buku tamu (“livre d’or” , bahasa Prancisnya) yang bisa dibalik-balik oleh semua pengunjung restoran. Segala macam pendapat (termasuk pujian terhadap pelayanan, atau makanan) bisa disimak dalam buku-buku tamu yang menghiasi ruangan atas dan ruangan bawah restoran. Di antara tulisan atau pernyataan yang bisa dibaca di dalamnya terdapat yang dibuat oleh Madame Danielle MITTERRAND (istri mantan Presiden Prancis François MITTERRAND), Nyonya Hortensia ALLENDE (istri alm. Presiden Allende dari Chili), serta berbagai tokoh terkemula Prancis lainnya.
Buku tamu yang 17 jilid ini merupakan satu karakteristik yang khas bagi restoran kita di Paris. Sebab, tidak ada di antara ribuan restoran di Paris (dan sekitarnya) yang mempunyai “barometer” seperti yang dipunyai restoran INDONESIA ini. Isinya, yang ditulis oleh para tamu dalam bahasa Prancis, Jerman, Belanda, Inggris, Swedia, Rusia, Ceko, Rumania, Cina, Jepang, Tagalog, Indonesia, Arab, Hebrew (Jahudi), Spanyol, Portugis, Italia (dan lain-lain yang tidak tersebutkan lagi), menunjukkan bahwa restoran kita telah dikunjungi oleh orang dari banyak negeri di dunia ini. Dan yang penting, dan lagi menggembirakan, ialah apa-apa saja “isi” tulisan-tulisan para tamu itu.
Sukses usaha kolektif yang berbentuk restoran koperasi ini bukan hanya bisa dilihat dari isi dan jumlah buku tamu sebanyak 17 jilid itu, melainkan juga dari umurnya yang sudah 20 tahun. Bahwa restoran ini sudah bisa berhasil hidup selama 20 tahun adalah suatu prestasi yang tidak kecil. Restoran ini sudah berhasil menjadi alat hidup atau alat kerja kolektif bagi sejumlah orang, yang karena situasi politik Indonesia di bawah rezim Orde Baru, terpaksa hidup di Prancis sebagai “political refugee” (pelarian politik). Sudah beberapa puluh orang di antara mereka itu yang pernah bekerja di restoran ini, dalam jangka waktu yang berbeda-beda.
Karakteristik lainnya dari restoran INDONESIA ini adalah bahwa dijalankan dalam bentuk koperasi. Sebab, walaupun di Paris dan sekitarnya ada ribuan restoran, melainkan hanya ada tiga restoran yang berbentuk koperasi. Dua restoran koperasi lainnya ( juga dengan status juridis SCOP) adalah yang didirikan oleh orang-orang Perancis. Rupanya, bentuk koperasi ini pulalah yang menarik perhatian banyak orang terhadap restoran INDONESIA.
Sesuai dengan prinsip-prinsip gerakan koperasi di Prancis, terutama yang berbentuk SCOP, maka restoran koperasi INDONESIA adalah suatu usaha kolektif di mana tidak ada dominasi modal (kapital) oleh seseorang atau sekelompok orang. Prinsip dasarnya adalah “un homme une voix”, yang artinya : satu orang satu suara. Mereka yang bekerja di koperasi ini memandang restoran ini sebagai milik bersama, sebagai alat bersama untuk sama-sama bekerja. Restoran koperasi ini bukanlah suatu perusahaan di mana seseorang atau sekelompok orang boleh memeras orang lain, demi kepentinganya sendiri atau demi kepentingan kelompok.
Selama kehidupannya sepanjang 20 tahun, restoran koperasi INDONESIA sudah berhasil memanifestasikan diri sebagai suatu usaha yang berorientasi kepada prinsip-prinsip ekonomi sosial (l’économie sociale), atau ekonomi solider (l’économie solidaire) atau ekonomi alternatif (l’économie alternative). Prinsip-prinsip ini bisa tetap dipegang sampai sekarang, walaupun tidak mudah menjalankannya, dan kadang-kadang juga menghadapi kesulitan-kesulitan. Memang, dalam perjalanannya selama 20 tahun ini juga tidak sedikit pengalaman yang merupakan pelajaran negatif, yang sedikit demi sedikit telah dan sedang diperbaiki terus.
“MONUMEN” SUATU KEBERHASILAN USAHA KOLEKTIF
Berkat dapat terus dipertahankannya prinsip-prinsip tersebut di ataslah maka walaupun banyak orang sudah silih berganti bekerja di restoran ini, tetapi usaha kolektif ini masih bisa diteruskan, bahkan dikonsolidasi. Selama ini perlengkapan restoran (terutama dapur) sudah diperbarui dan dilengkapi dengan yang lebih modern. Bahkan, baru-baru ini (beberapa bulan yang lalu) telah diadakan renovasi ruangan secara besar-besaran, dengan pengeluaran yang cukup besar pula. Itu semua dimungkinkan berkat pengelolaan (management) yang lebih ketat dan lebih efisien, yang ditrapkan oleh kolektif pimpinan restoran sekarang ini.
Sekarang ini, bolehlah dikatakan bahwa restoran koperasi ini dalam keadaan stabil. Namanya sudah dikenal di Paris, dan langganannya pun cukup banyak. Walaupun pendapatan atau pemasukan uang kadang-kadang masih turun-naik berhubung dengan situasi ekonomi Prancis yang juga turun naik, maka bisalah tetap diharapkan bahwa restoran koperasi INDONESIA di Paris ini masih terus menjadi salah satu “monumen” dari keberhasilan suatu hasil usaha kolektif orang-orang Indonesia di luarnegeri. Keberhasilan ini adalah terutama sekali berkat usaha keras banyak orang yang pernah bekerja di dalamnya selama 20 tahun ini, dan juga berkat bantuan dan simpati dari berbagai fihak.
ARTI PENTING SEBUTAN “FRATERNITE”
Salah satu tanda dari bantuan dan simpati ini tercermin dalam pembentukan SCOP Fraternité oleh 4 orang Indonesia dan 4 orang Prancis dalam tahun 1982. SCOP Fraternité inilah badan yang resminya mendirikan restoran koperasi ini, sebagai salah satu usaha untuk menciptakan kerja bagi “political refugees” dari Indonesia. Dipilihnya nama Fraternité (“Persaudaraan”) ketika mendirikan SCOP itu saja sudah mempunyai arti tersendiri. Ini untuk menggarisbawahi bahwa dalam usaha ini semangat fraternité adalah salah satu prinsip yang membimbingnya. Semangat fraternité yang dimanifestasikan oleh teman-teman Prancis itu pulalah yang memungkinkan diperolehnya bantuan dana dari berbagai organisasi humaniter (dan pemerintah Prancis) guna mendirikan restoran koperasi ini, dan juga mengatasi berbagai kesulitan ketika restoran mau dibuka dan bahkan ketika restoran sudah berdiri.
Semangat fraternité (persaudaraan) ini bisa dipertahankan terus oleh para pendiri SCOP ini selama 20 tahun. Bahkan, ada seorang di antara 4 teman Prancis itu yang begitu besar simpatinya terhadap usaha kolektif ini, sehingga bersedia untuk menjadi manager (“gérant”, dalam bahasa Prancisnya), dan kemudian co-manager, selama 20 tahun secara sukarela, tanpa gaji atau imbalan uang sedikit pun. Adanya seorang teman Prancis (namanya Pascal LUTZ) yang dengan sukarela mau berusah-payah membantu usaha koperasi ini (selama 20 tahun pula!) merupakan cerita tersendiri yang patut diketahui oleh banyak orang. Sebab, kesediaannya untuk menjadi penanggung-jawab resmi suatu koperasi yang sudah membantu banyak orang Indonesia (dan banyak orang lainnya dari berbagai bangsa) adalah manifestasi kongkrit - dan indah - suatu sikap persaudaraan.
Sejarah perjalanan restoran koperasi INDONESIA di Paris bukanlah hanya cerita tentang suksesnya suatu usaha yang bersifat commercial. Sejarahnya mengandung juga aspek-aspek lainnya yang mempunyai arti yang penting. Antara lain, ialah bahwa usaha kolektif ini mendapat perhatian, pujian, dan juga respek dari berbagai kalangan masyarakat Prancis. Kehadiran restoran koperasi ini dianggap positif oleh banyak fihak, terutama oleh LSM atau Ornop Prancis. Dalam jangka lama, restoran koperasi ini dianggap sebagai tempat bertemu atau tempat berkumpul banyak aktifis dari macam-macam organisasi.
LANGGANAN SETIA SELAMA 20 TAHUN
Oleh karena itu, tidak sedikit di antara para tamu yang sudah lama menjadi langganan setia. Ada sejumlah langganan yang berkunjung dengan teratur selama hampir 20 tahun. Seorang pegawai PTT Paris (namanya Jean Claude) selama 20 tahun mengunjungi restoran kita seminggu sekali atau bahkan dua kali. Ia menyatakan - berkali-kali - bahwa ia senang sekali dengan restoran kita ini bukan hanya karena makanan yang dihidangkan, tetapi juga karena pelayanan yang ramah, suasana yang menyenangkan, dan orientasi yang menjiwai restoran koperasi ini.
Adalah perlu dicatat bahwa walaupun para pendiri dan pekerja di restoran koperasi ini tadinya berstatus sebagai “political refugees” dan karenanya merupakan “persona non grata” bagi rezim Orde Barunya Suharto dkk, namun restoran ini telah memberikan sumbangan yang tidak kecil untuk memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat Prancis dan kepada para turis yang berdatangan dari banyak negeri. Bukan hanya lewat masakan yang dihidangkan, melainkan juga lewat berbagai kegiatan lainnya, umpamanya eksposisi foto tentang Indonesia, pertunjukan tarian (Bali, Sunda, Dayak dll). Berbagai pertemuan ramah-tamah dengan tokoh-tokoh Indonesia.juga pernah diselenggarakan dalam restoran ini, umpamanya dengan Pramoedya Ananta Toer, Gus Dur, Todung Mulya Lubis, Luhut Pangaribuan, Adnan Buyung Nasution, Arief Budiman, WS Rendra, Mantan Menteri Sutomo, Gunawan Mohammad, almarhum Ibu Sulami, Hasan Raid, Binny Buchori, Ita Nadya, Budiman Sujatmiko dan berbagai pimpinan LSM atau Ornop Indonesia lainnya (ma’af bagi banyak nama-nama lainnya yang tidak tersebutkan di sini).
Mengingat itu semualah maka restoran koperasi INDONESIA akan memperingati Hari Ulang Tahunnya yang ke-20 dalam bulan Desember ini. Memperingati hari ulangtahunnya merupakan kesempatan untuk mengenang kembali segala jerih payah, usaha keras, dan dedikasi berbagai orang yang telah ikut membangun dan menjalankan usaha kolektif ini. Juga untuk menyatakan terimakasih kepada teman-teman Prancis dan berbagai organisasi , yang telah membantu dan menaruh simpati terhadap Scop Fraternité.
Paris, 7 Desember 2002
* * *